Sebuah
renungan bagi kita semua. setiap saya pergi ke kampus untuk kuliah, saya
menggunakan angkutan umum bis kota. Saya menaiki bis kota dari salah satu
terminal di kota Bandung. Bis kota akan pergi jika penumpang sudah lumayan
penuh. Selagi menunggu penumpang, banyak orang yang berjualan di dalam bis
kota. Mereka menawarkan barang-barang baik berupa makanan, alat tulis, buku,
alat-alat rumah tangga, dan lainnya. Para pedagang itu tidak merasa malu dan
rendah diri ketika mereka menawarkan barang dagangannya.
Para
pedagang menawarkan barang dagangan dengan berbagai cara, ada yang
“didemonstrasikan” didepan para penumpang, ada yang membagikan satu per satu
dagangannya lalu mengambilnya lagi, dan lainnya. Mereka tetap tersenyum dan
mengucap syukur ketika barag dagangannya tidak ada yang membeli, dan mereka
menaiki bis lain untuk menawarkan barang dagangannya. Mereka berjualan untuk
menghidupi kebutuhan sehari-harinya, untuk bertahan HIDUP.
Selain
para pedagang ada juga pengamen yang menghibur para penumpang bis disaat
menunggu bis nya penuh. Mereka bernyanyi seakan tidak ada beban dalam diri
mereka. Mereka bernyanyi dengan membawa alat-alat musik seperti gitar,
“kecrekan”, kendang, sampai biola. Lagu yang mereka nyanyikan pun beragam, ada
lagu pop Indonesia, lagu Sunda, dan bahkan ada lagu yang menceritakan kehidupan
para pengamen.
Sama
halnya dengan para pedagang, para pengamen pun melakukan profesinya untuk
bertahan HIDUP. Sempat ada pengamen yang mengatakan dalam lagunya bahwa
“mengamen lebih baik dari pada meminta-minta”. Disini bisa terlihat bahwa
mereka berusaha, berjuang untuk HIDUP nya tidak meminta, tetapi menjual
keahlian berupa suara mereka.
Ternyata,
tanpa disadari apa yang mereka lakukan itu merupakan hikmah dari Al-Quran surat Al-An’aam Ayat 135. Jadi, kita harus bekerja
keras untuk mengisi hidup ini, mau apapun caranya tentunya harus HALAL.